Kolaborasi UNIPOL dan UNM Dalam Pelaksanaan Kosabangsa

Penggalian lubang biodigester oleh Kelompok Ternak bersama Mahasiswa MBKM. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja Kosabangsa yang dilaksanakan di Desa Congko. 

Kegiatan ini dihadiri oleh Tim Pelaksana dari Universitas Lamappapoleonro (UNIPOL) yaitu Ismail, S.Kom.,M.Kom(Ketua Pelaksana), dan Dr. Asmini, SE.,M.Si, Andi Zulkifli Nusri, S.Kom.,M.Kom (Anggota pelaksana) dan Prof. Rosmini Maru, S.Pd.,M.Si.,Ph.D. selaku Ketua Pendamping dari Universitas Negeri Makassar

Ismail, S.Kom.,M.Kom sebagai Ketua Pelaksana mengungkapkan, Kegiatan penggalian ini akan berlangsung selama 2 minggu untuk dua lokasi. Selanjutnya akan dipasangkan instalasi biodigester yang terbuat dari fiber agar lebih tahan dan lebih mudah dikerjakan. 

Sementara, Prof Rosmini selaku pendamping menjelaskan bahwa kegiatan ini akan memberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada masyarakat khususnya dalam pemenuhan kebutuhan biogas bagi masyarakat.

Adapun harapan masyarakat  kegiatan ini dapat berlanjut sehingga semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya. (A1R).

Pengabdian Dosen Sosiologi UNM di Pulau Lae-lae bersama Klik Hijau Melatih Warga dalam Membuat Eco Enzyme

Warga Pulau Lae-lae, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar saat mengikuti pelatihan pembuatan Eco Enzyme yang yang digelar Prodi Sosiologi UNM lewat Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) menggandeng Klik Hijau, Sabtu (12/8/2023). 

Berkomitmen tingkatkan kualitas lingkungan, Dosen Prodi Sosiologi UNM bersama Klik Hijau latih warga membuat Eco Enzym di Pulau Lae-Lae, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar.

Kegiatan berlangsung pada, Sabtu (12/8/2023), sebanyak 7 dosen Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FIS-H) Universitas Negeri Makassar bersama 6 mahasiswa berangkat menuju Pulau Lae-Lae untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (PkM).

PkM yang dilaksanakan Prodi Sosiologi UNM ini, menggandeng Klikhijau.com dan didukung oleh Komunitas Manggala Tanpa Sekat.

Pada PkM kali ini, Prodi Sosiologi mengusung tema “PkM Peningkatan Kualitas Lingkungan Sosial Melalui Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Eco-enzym di Pulau Lae-Lae, Kota Makassar”.

Kegiatan ini melibatkan 30 ibu rumah tangga yang tergabung dalam Komunitas Pembersih Pantai Pulau Lae-Lae.

Dr Idham Irwansyah, sebagai ketua kegiatan PkM sekaligus Ketua Prodi Sosiologi UNM mengatakan bahwa perlu untuk memberdayakan perempuan dalam pengolahan sampah sebab menurut data 70 persen sampah berasal dari rumah tangga.

“Kegiatan ini dilaksanakan di Pulau Lae-Lae karena melihat potensi wisata yang dimiliki sementara kesadaran dan cara pengolahan sampah warganya belum optimal. Data menunjukkan, bahwa 70 persen produsen sampah adalah rumah tangga,” ucapnya.

Lebih lanjut Dr Idham Irwansyah menyebut sampah non-organik sudah mulai diolah melalui Bank Sampah, tetapi masyarakat belum mengetahui potensi ekonomi yg terkandung dalam sampah organik.

“Untuk itu, kami bersama kelurahan Lae-lae & Tim Penggerak PKK Lae-lae, juga didukung oleh Klikhijau.com dan Komunitas Manggala Tanpa Sekat melakukan pelatihan pengolahan sampah organik menjadi Eco-Enzyme bagi ibu-ibu warga pulau Lae-Lae,” sambungnya.

Kepala Kelurahan Pulau Lae-Lae, Muhammad Said menyambut baik kegiatan PkM ini.

Hal ini, karena memang perlu dilakukan peningkatan kesadaran masyarakat terkait kebersihan dan kesehatan lingkungan.

“Harapan saya, agar masyarakat pulau Lae-Lae tetap mempertahakan kebersihan dan kesehatan lingkungan bersama. Saya berterimakasih kepada pihak Sosiologi UNM, Klik Hijau dan mitra sudah datang. Saya berharap, kegiatan seperti ini bisa terus di lakukan di pulau Lae-Lae,” ucap Muhammad Said.

Melalui kegiatan ini, ibu rumah tangga di Pulau Lae-lae diajarkan cara membuat eco-enzyme dari kulit buah-buahan yang seringkali tidak dimanfaatkan.

Padahal, jika diolah menjadi eco-enzyme memiliki sejumlah manfaat dan bernilai ekonomis.

Eco Enzyme, pertama kali diperkenalkan oleh Dr Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand.

Gagasan proyek ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke dalam tong sampah sebagai pembersih organik.

Jadi, Eco Enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan 3:1:10.

Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat.

Mashud Azikin, dari Komunitas Manggala Tanpa Sekat mengatakan bahwa sampah masih menjadi masalah besar di Kota Makassar.

“Kalau kita bisa mengolah sampah organik menjadi eco-enzyme, maka persoalan sampah di Kota Makassar ini dapat ditangani”, katanya.

Ia juga membeberkan manfaat dari pemanfaatan sampah organik menjadi ecoenzyme.

“Dengan memanfaatkan sampah organik dari kulit buah dan sisa sayuran, ibu-ibu dapat menghasilkan cairan eco-enzym yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga dan bernilai ekonomis.”

“Eco Enzyme ini bisa digunakan untuk perawatan kulit, sebagai sabun mandi, cairan pengusir serangga, pengganti deterjen untuk mencuci pakaian, cairan pembersih toilet, melancarkan kloset tersumbat, detox pencernaan, dan pupuk organik”, ungkap Mashud.

Anis Kurniawan, direktur Klikhijau.com, mendukung penuh kegiatan ini. Sebab, dapat berdampak positif bagi masyarakat.

“Klik hijau berkomitmen untuk selalu mendukung kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup, utamanya sampah yang sebenarnya jika dikelola dengan baik akan berdampak sosial & ekonomi bagi warga”, kata Anis.

Selain dilakukan workshop pembuatan eco-enzyme, pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan bibit pohon sukun dari KLKH Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada warga pulau Lae-Lae. Diharapkan pulau Lae-Lae bisa menjadi pulau yang berdaya dan berkelanjutan.

“Komitmen Terwujud! Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Berantas Banjir Berkelanjutan di Kota Makassar”

Oleh: Ir. Rahmansah, S.Pd., S.T., M.T., IPM.

Kota Makassar, 2 September 2023 – Hari ini, sebuah upaya dalam penanganan banjir secara berkelanjutan telah terlaksana di Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Tim yang terdiri dari para akademisi telah menyelenggarakan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan judul “Penanganan Banjir Secara Berkelanjutan pada Lingkungan Perumahan.” Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada masyarakat dalam menjaga lingkungan perumahan agar terhindar dari risiko banjir yang sering terjadi.

Tim pelaksana kegiatan ini dipimpin oleh Ir. Rahmansah, S.Pd., S.T., M.T., IPM., sebagai ketua tim, dengan Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ardi, M.S., sebagai anggota tim dari Universitas Negeri Makassar, dan Isymiarni Syarif sebagai anggota tim pelaksana dari Universitas Islam Makassar.

Ir. Rahmansah, S.Pd., S.T., M.T., IPM., dalam pemaparannya menekankan empat aspek penting, termasuk:

Sistem Pemeliharaan Drainase Berkelanjutan: Para mitra diberikan penyuluhan tentang pentingnya pemeliharaan drainase lingkungan perumahan yang berkelanjutan, agar air hujan dapat meresap dengan baik dan tidak menyebabkan banjir.

Pentingnya Lahan Terbuka: Mitra juga diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lahan terbuka sebagai daerah resapan air selama hujan. Ini merupakan langkah kunci dalam mengurangi risiko banjir.

Drainase Sistem Resapan Biopori: Mitra diajarkan tentang sistem drainase resapan biopori yang ramah lingkungan dan efektif dalam menangani masalah banjir secara berkelanjutan.

Keterampilan Penerapan Drainase Sistem Resapan Biopori: Pelatihan praktis diberikan kepada mitra untuk memastikan pemahaman mereka dalam menerapkan sistem drainase resapan biopori yang dapat mengatasi masalah banjir.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Ketua ORW 10 Ernawati, Ketua ORT 07 Kurdiansyah, dan warga masyarakat Blok M kompleks Pesona Prima Griya Makassar. Ini adalah langkah nyata menuju perubahan yang berkelanjutan dalam upaya pencegahan banjir di wilayah ini.

Ketua ORW 10, Ernawati dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat dari Universitas Negeri Makassar selalu dinanti oleh Masyarakat khususnya Masyarakat ORW 10 Kecamatan Manggala. Semoga tim pengabdi dari Universitas Negeri Makassar berkenan dalam kerjasama kegiatan berikutnya. ORT 07, Kurdiansyah dalam laporannya menyampaikan terima kasih kepada Tim pengabdi, kompleks Pesona Prima Griya khususnya warga Blok M sangat terbantu dengan kehadiran Tim Pengabdi dari Universitas Negeri Makassar. Semangat dan tekad untuk menjaga lingkungan dan mengurangi risiko banjir di Kota Makassar semakin kuat berkat upaya yang sederhana namun memiliki manfaat luar biasa ini. Semoga keberhasilan PKM ini akan memberikan inspirasi bagi komunitas lainnya untuk turut serta dan bergerak Bersama dalam memelihara lingkungan.

Kolaborasi LP2M UNM: Guru SMK Negeri 2 Makassar Ditingkatkan Kompetensinya melalui Pelatihan Penggunaan Alat Ukur Theodolit

Memperkuat Kualitas Pendidikan Melalui Teknologi dan Kemitraan

MAKASSAR, [09 Agustus 2023] — Dalam semangat mengembangkan kualitas pendidikan dan memperkuat sinergi dengan komunitas pendidikan, tim pelaksana Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan senang telah menyelenggarakan pelatihan penggunaan alat ukur theodolit bagi para guru SMK Negeri 2 Makassar. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan baru dan meningkatkan keterampilan praktis guru dalam menggunakan teknologi alat ukur theodolit.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Makassar (LP2M UNM) selalu berperan penting dalam memajukan masyarakat, terutama dalam sektor pendidikan. Dengan kolaborasi antara Tim Pelaksana PKM dan SMK Negeri 2 Makassar, pelatihan ini menjadi langkah konkrit dalam menghubungkan teknologi modern dengan pembelajaran di kelas.

Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Makassar, Muhammad Kasim S, S. Pd., M.M., berharap bahwa pelatihan ini akan menjadi langkah awal yang berkelanjutan untuk pengembangan kompetensi guru. “Kami akan terus mendukung para guru dalam mengembangkan keterampilan baru. Pendidikan yang berkualitas bermula dari guru yang berkompeten,” ujarnya.

Lebih dari 20 guru dengan antusias mengikuti pelatihan ini. Para peserta diajarkan prinsip-prinsip dasar penggunaan alat ukur theodolit, mulai dari pengenalan alat, Teknik pengoperasian alat hingga Teknik analisis data dan penggambaran hasil pegukuran. Pelatihan ini diselenggarakan oleh tim dosen yang ahli pada bidangnya masing-masing dan memiliki pengalaman dalam bidang teknologi alat ukur.

Dr. Irma Aswani Ahmad, S.T, M.T., ketua tim pelaksana PKM, menyampaikan harapannya, “Kami berharap pelatihan ini akan mendorong perkembangan lebih lanjut dalam pendidikan di SMK Negeri 2 Makassar. Kami ingin para guru terus berinovasi dalam menggabungkan teknologi dengan pembelajaran untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik.”

Salah seorang peserta, Indar Jaya, S.Pd., berbagi kesannya, “Saya sangat terkesan dengan pelatihan ini. Materinya disampaikan dengan jelas, dan sekarang kami merasa lebih percaya diri untuk membawa pemahaman baru ini ke dalam kelas.” Penggunaan alat ukur theodolit memiliki implikasi besar pada pembelajaran di bidang ilmu-ilmu eksakta dan teknik. Para guru SMK Negeri 2 Makassar yang telah mengikuti pelatihan ini akan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep geometri dan pengukuran kepada siswa. Dengan demikian, siswa akan memiliki motivasi untuk belajar dengan pendekatan yang lebih konkret dan interaktif.

Dr. Ir. Ayuddin., S.T., M.T., IPU, ASEAN Eng., salah satu dosen yang terlibat dalam pelatihan, berharap, “Kami berharap kolaborasi ini akan menjadi model bagi institusi pendidikan lainnya khususnya SMK di Provinsi Sulawesi Selatan. Pengembangan kompetensi guru dalam mengintegrasikan teknologi adalah investasi untuk masa depan pendidikan yang lebih berkualitas.” Kegiatan pelatihan ini merefleksikan komitmen LP2M UNM dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan pendidikan. Dengan penggunaan alat ukur theodolit yang semakin diperluas di kalangan guru, diharapkan siswa SMK Negeri 2 Makassar akan mendapatkan manfaat yang tak ternilai dari pengalaman belajar yang lebih interaktif.

Dosen UNM Mendukung Potensi Kecamatan Pamboang Sebagai Penghasil Nanas dengan Melaksanakan PKM Pembuatan Cuka Nenas

Nanas Pamboang merupakan nanas terbaik kedua di Indonesia setelah nanas Subang. Nanas Pamboang memiliki cita rasa dan kandungan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan dengan nanas di wilayah lainnya. Sebagai penghasil nanas utama di Sulawesi Barat, Kecamatan Pamboang memiliki potensi menghasilkan ratusan ton nanas per tahun.

Pada umummnya masyarakat Pamboang dan sekitarnya, mengkonsumsi buah nanas sebagai buah segar, sedangkan sebagian kecil memanfaatkan nanas sebagai selai untuk campuran roti maupun kue. Masyarakat belum familiar bahkan belum mengetahui olahan nanas menjadi olahan bernilai tinggi seperti cuka nanas atau pineapple cider vinegar.

Pineapple cider vinegar sejatinya adalah cuka nanas, namun cuka ini dapat dikonsumsi langsung dengan atau tanpa dicampurkan minuman lainnya, tergantung tingkat keasaman (pH) cuka yang dibuat. Cuka nanas dapat dibuat dari buah dan kulit nanas dengan atau tanpa menggunakan ragi. Ragi alami akan hadir dalam proses pembuatan cuka nanas seperti Saccharomyces cerevisae dan Acetobacter aceti pengoksidasi etanol menjadi asam asetat (cuka) dengan menggunakan strain bakteri asam asetat yang berbeda.

Potensi ini dimanfaatkan oleh dosen UNM Jurusan Biologi untuk melaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Judul PKM Pembuatan Cuka Nanas Bagi Guru-Guru Di Sulawesi Barat. Materi Pembuatan Cuka Nanas Bagi Guru-Guru di presentasikan langsung oleh Ketua Tim PKM Prof. Oslan Jumadi, S.Si., M.Phil., Ph.D. di dampingi oleh anggota Tim Dr. A. Asmawari Azis, M.Si., Nani Kurnia, S.Si.,M.Si., dan Sahribulan S.Si., M.Si. Kegiatan Program PKM diawali oleh sambutan Ketua LP2M UNM, Prof. Dr. Ir. H. Bakhrani Rauf, MT, IPU Dalam sambutannya, Prof. Bakhrani Rauf berpesan kepada peserta bahwa materi yang akan dipaparkan oleh Dosen UNM sangatlah penting untuk pengembangan potensi Kecamatan Pamboang.

Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 4 Juni 2023 di SMAN 1 Pamboang, Kabupaten Majene Sulawsi Barat sebagai sentra pengasil nanas di Sulawesi Barat. Peserta Pelatihan diberi materi awal mengenai manfaat Cuka Nanas bagi kesehatan dan dilanjutkan degan pendampingan pembuatan cuka nanas. PKM ini di harapkan menjadi awal pengenalan kepada guru-guru sebagai penyebar ilmu pengetahuan kepada siswa-siswi SMAN 1 Pamboang untuk menjadikan Cuka Nanas sebagai produk kewirausahaan dari Kecamatan Pamboang. Para peserta pelatihan merasa antusias dengan pengetahuan pembuatan cuka nanas karena beberapa alasan. Alasan pertama adalah manfaat cuka nanas dalam menurunkan kolesterol darah dan berat badan. Selanjutnya, pembuatan cuka nanas juga lebih mudah dan membutuhkan waktu lebih singkat jika dibandingkan pembuatan cuka apel. Terakhir, proses pembuatan cuka nanas sangat terkait dengan pemuatan tepache. Tepache merupakan minuman fermentasi nanas dengan masa inkubasi 1-2 hari, sendangkan cuka nanas membutuhkan waktu fermentasi sekitar 2-4 pekan tergantung suhu lingkungan.

Kegiatan pelatihan menjadi lebih menarik dengan tanya jawab tidak hanya seputar pembuatan cuka nanas, tapi juga mengenai potensinya dalam pembelajaran Biologi serta untuk kepentingan karya ilmiah siswa SMAN 1 Pamboang. Para peserta memahami jika Cuka nanas dapat dijadikan alternatif kegiatan dalam praktikum materi bioteknologi. Untuk kepentingan karya ilmiah siswa, pembuatan cuka nanas dapat dikaji berdasarkan parameter suhu, jumlah gula, berat nanas yang digunakan, bagian-bagian buah nanas atau kombinasi diantaranya.

Kegiatan ditutup dengan uji organoleptik, pengisian survey kepuasan pelatihan dan penguasaan materi serta pembagian sertifikat serta penyerahan produk berupa cuka nanas yang masih dalam proses fermentasi.

PKM Dosen UNM Mengolah Kulit Buah Nanas Menjadi Minuman Probiotik “Tepache”

Nanas merupakan salah satu komoditas buah-buahan tropis yang potensial dikembangkan karena mudah dalam pemeliharaan dan praktik budidayanya. Tanaman nanas termasuk kedalam tumbuhan kelompok xerofit, sukulen dan herba tahunan atau dua tahunan. Tanaman ini dikembangkan menjadi salah satu sumber perekonomian masyarakat.

Kecamatan Pamboang merupakan sentra pengembangan tanaman buah nenas di Majene. Luas areal tanaman buah nenas yang menjadi lahan percontohan adalah 500 hektar di desa Betteng. Menurut informasi salah satu media di Sulbar mengatakan bahwa produksi buah nanas dari Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene, siap menembus pasar ekspor baik dalam bentuk olahan maupun buah yang belum diolah.

Melihat potensi tersebut, Dosen Universitas Negeri Makassar dari Jurusan Biologi yaitu Ketua Tim PKM Prof. Oslan Jumadi, S.Si., M.Phil., Ph.D. di damping oleh anggota Tim Prof. Ir. Yusminah Hala, M.S. dan Sahribulan, S.Si.,M.Si. melaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) terkait Pembuatan Minuman Probiotik Tepache untuk Peningkatan Imunitas Bagi Guru-Guru SMA 1 Pamboang Kecamatan Majene Sulawesi Barat. Melalui program ini, ditawarkan salah satu pengolahan nanas adalah pembuatan minuman Tepache. Tepache merupakan minuman yang berasal dari Meksiko, minuman ini terbuat dari fermentasi kulit nanas.

Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 4 Juni 2023 di SMAN 1 Pamboang. Acara ini dibuka oleh Ketua LP2M UNM, Prof. Dr. Ir. H. Bakhrani Rauf, MT, IPU. Dalam sambutannya, Prof. Bakhrani Rauf berpesan kepada peserta bahwa materi yang akan dipaparkan oleh Dosen UNM sangatlah penting untuk pengembangan potensi Kecamatan Pamboang. Peserta pelatihan merupakan guru-guru SMAN 1 Pamboang. Mereka diberi materi dan pendampingan langsung cara pembuatan minuman Probiotik Tepache. Selain pengetahuan, peserta juga diberi kesempatan untuk melakukan uji organoleptik pada minuman tepache yang telah disediakan oleh tim pengabdi. Salah satu yang menarik dari pelatihan ini bahwa pembuatan minuman tepache memanfaatkan kulit buah nanas yang biasanya tidak dimanfaatkan dan menjadi sampah. Sehingga, salah satu peserta mengatakan bahwa “ini yang dikatakan mengolah sampah menjadi uang”.

Bagian terpenting dari pelatihan ini, adalah guru-guru bersepakat menjadikan produk minuman tepache menjadi program kewirusahaan sekolah dan  minuman khas dari Kecamatan Pamboang.

Dosen FMIPA UNM Lakukan Pendampingan dan Pelatihan Pemanfaatan Pakan Alami dari Limbah Biomassa di Tambak Ikan

Salah satu program pemberdayaan masyarakat yang ada di daerah tambak adalah melakukan kegiatan  PKM Kelompok tambak ikan dengan  LP2M UNM yang telah dilakukan oleh Tim Pengabdi  yang ketuai  Suriati Eka Putri, S.Si,M.Si yang di wakili saat melakukan kegiatan oleh Dr. Mohammad Wijaya. S.Si, M.Si , keduanya merupakan Dosen Jurusan Kimia FMIPA UNM Makassar. telah melaksanakan kegiatan  berupa  pendampingan penggunaan limbah biomassa sebagai pakan alami untuk lahan tambak ikan bandeng dan udang yang ada di sekitar Dusun sepanjang Desa kanaung Kecamatan Labbakang Kabupaten Pangkep pada Hari Rabu, 1 Juni 2022.Salah satu program pemberdayaan masyarakat yang ada di daerah tambak adalah melakukan kegiatan  PKM Kelompok tambak ikan dengan  LP2M UNM yang telah dilakukan oleh Tim Pengabdi  yang ketuai  Suriati Eka Putri, S.Si,M.Si yang di wakili saat melakukan kegiatan oleh Dr. Mohammad Wijaya. S.Si, M.Si, keduanya merupakan Dosen Jurusan Kimia FMIPA UNM Makassar. telah melaksanakan kegiatan  berupa  pendampingan penggunaan limbah biomassa sebagai pakan alami untuk lahan tambak ikan bandeng dan udang yang ada di sekitar Dusun sepanjang Desa kanaung Kecamatan Labbakang Kabupaten Pangkep pada Hari Rabu, 1 Juni 2022.

Menurut Anshar ( pemilik lahan tambak ikan), bahwa masa panen ikan bandeng berkisar antara 3 sd 5 Bulan, pemberian pakan selama ini berupa mie dan roti , dan ikan tersebut sudah terbiasa memakannya. Katanya untuk meningkatkan produksi plankton, perlu ditambahkan pupuk urea dan phoska, sehingga produksi ikan semakin banyak.  Mengenai harga ikan bandeng per I kg tergantung berat ikan, tingkat pengecer Rp. 15.000 sd 20.000,- Sedangkan pakan berupa mie di beli sebesar Rp 150.000,- per karung. Sedangkan pupuk relatif lebih mahal.  Menurut anshar , bahwa lahan tambak sudah sekitar 10-15 Tahun.  Selama ini warga tersebut mencari pekerjaan lain, jika menunggu masa panen ikan , yaitu mencari udang di daerah Luwuk Banggai,  dengan waktu tempuh selama 2 hari.

Menurut  Mohammad  wijaya (Dosen Kimia MIPA UNM dan ketua HA IPB  Cabang Gowa)., Selain memberikan pelatihan kepada kelompok tambak ikan tersebut, juga memberikan pendampingan, agar perlu menggunakan limbah biomassa dari sisa tulang ikan, cangkang udang (kitosan) dan  limbah tulang sapi sebagai bahan untuk membuat pakan alami, sebagai  pemberian pakan alternative., sehingga  menjadi solusi untuk pakan ikan  Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan bahwa untuk meningkatkan produksi pakan perlu memanaatkan limbah biomassa, dimana mengandung selulosa, lignin dan hemislulosa yang sangat baik untuk  meningkatkan produksi.  Dan limbah tulang ikan dan cangkang udang  mengandung  nutrisi dan kaya mineral  sebagai pakan alami.          

Pelaksanaan kegiatan PKM mendapat Supoort dan dukungan oleh Ketua LP2M Universitas negeri Makassar Bapak  Prof. Dr.H. Bakhrani A.Rauf M,T.IPU pada kesempatan ini, ketua LP2M  menyampaikan amanah dan pesan Rektor UNM Prof.Dr.Ir.H. Husain Syam. M.TP, IPU.ASEAN Eng.  yang mendukung bahwa setiap dosen Universitas Negeri Makasasar  selalu  melakukan kegiatan pengabdian dengan mengedepankan sisi kreatifitas untuk menciptakan inovasi baru , dan Pelaksanaan kegiatan PkM ini Berkat kerjasama  Pusat LP2M Universitas Negeri Makassar, kelompok tambak ikan, sopir ikan, dan warga sekitar tambak  tersebut turut hadir,  semoga ke depan  petambak ikan tersebut meberikan pakan ikan secara alami  dengan  menggunakan bahan baku yang berasal dari limbah biomassa  untuk keberlanjutan lingkangan dan ramah lingkungan, selamat hari lingkungan hidup 5 Juni 2022. Bumi tetap terjaga dan lestari.

Dosen FT UNM Memberdayakan Remaja Panti Asuhan Melalui Training Perawatan dan Perbaikan Air Conditioner

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (JPTE) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Melalui Training Perawatan fan Perbaikan Air Conditioner.

Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UNM tersebut dilaksanakan di Panti Asuhan Uswatun Hasanah Kabupaten Gowa, Sabtu 10 Juli.

Kegiatan digelar sebagai bentuk perhatian kepada remaja panti asuhan sehingga diharapkan pihak panti asuhan nantinya memiliki kemandirian secara ekonomi untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak donatur dan sekaligus bekal keterampilan bagi anak-anak panti asuhan dalam berwirausaha. serta dapat  menyerap  tenaga  kerja  dari kelompok pemuda sekitar.

Ketua Tim PKM Udin Sidik Sidin dan anggota Tim Alimuddin Sa’ban Miru, Suhartono dan Elfira Makmur menyampaikan materi dan melatih remaja panti. Diantaranya, macam-macam jenis AC yang ada, bagaimana perawatan dan perbaikan AC yang sering dilakukan oleh teknisi AC.

Pengenalan komponen dan fungsi dilaksanakan dilokasi kegiatan dengan memperlihatkan komponen pada trainer. Pada pelatihan ini peserta ditunjukan langsung perangkat-perangkat utama mesin pendingin seperti kompresor, kondensor, pipa kapiler, katup ekspansi otomatis, evaporator, blower fan dan lain sebagainya. Pada pelatihan ini peserta dijelaskan mengenai jenis perangkat beserta fungsi-fungsinya pada alat pengkondisian udara, peserta juga mengamati langsung kerja mesin pendingin pada alat peraga air conditioner yang terdapat pada trainer sehingga peserta lebih dapat mamahami prinsip kerja dari air conditioner.

Selanjutnya peserta dilatih untuk dapat melakukan prosedur perawatan AC rutin seperti pencucian Indoor dan Outdoor AC, Pengecekan Tekanan Refrigeran, dan Pengecekan Arus serta tegangan listrik yang masuk ke perangkat AC. Kegiatan ini berupa praktek pencucian AC, pada tahapan ini peserta malakukan praktek secara langsung pada perangkat AC yang terpasang  pada trainer yang disedikan

“Pencucian AC merupakan jasa yang paling banyak dibutuhkan oleh pelanggan karena normalnya  AC yang digunakan setiap harus dicuci maksimal setiap 3 bulan, oleh karena itu keterampilan ini sangat ditekankan  untuk dikuasai oleh setiap peserta”, ungkap Udin Sidik, Senin (12/7).

Terakhir, tim pengabdi memberikan gambaran tentang memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ini dalam membuka peluang berwirausaha untuk meningkatkan kemandirian secara ekonomi

Pada kesempatan terakhir Tim Pengabdi memberikan diberikan motivasi-motivasi untuk berwirausaha kepada peserta, tahapan ini sangat penting untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada setiap pribadi peserta, tim mengamati bahwa pelatihan teknis yang tidak dibekali dengan motivasi kewirausahaan umumnya tidak dapat mengantarkan mitra untuk sukses dalam menjalankan unit usaha yang dibentuk, oleh karena itu pada pelatihan ini tim memberikan motivasi-motivasi dan bimbingan kepada peserta agar peserta dapat  berhasil  dalam menjalankan unit usaha  servis AC yang akan dibentuk oleh peserta.

Para peserta mengapresiasi kegiatan tersebut. Ita dari unsur panti asuhan menuturkan setelah mengikuti kegiatan ini mengetahu cara merawat dan memperbaiki AC. “Kegiatan ini sangat baik. Ilmu yang ada di PKM akan coba diterapkan pada panti asuhan yang dikelola,” jelas Ita.

CITIZEN REPORTER: UNM Makassar Gelar Workshop Jurnal Ilmiah Terakreditasi Nasional dan Indeksasi DOAJ

Workshop Jurnal Ilmiah Terakreditasi Nasional dan Indeksasi DOAJ UNM
Muh Ilham Bakhtiar (Tim Pusat Publikasi dan HKI LP2M UNM Melaporkan dari Makassar

Pusat Publikasi dan HKI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Makassar (UNM) menyelenggarakan workshop peningkatan kualitas pengelolaan jurnal ilmiah terakreditasi Nasional ecara daring/Online, Sabtu (05/06/2021).

Acara ini diikuti 57 peserta dari berbagai pengelola jurnal.

Workshop ini dibuka langsung oleh Ketua LP2M UNM Prof. Dr. Bakhrani Rauf MT didampingi Kepala Pusat Publikasi & HKI LP2M Amrullah, M.Ed.P.hD selaku penanggung jawab pelaksanaan kegiatan.

“Ketua LP2M UNM mengharapkan kegiatan ini menjadi wadah keilmiah dan memotivasi pengelola untuk dapan menghasilkan artikel dan jurnal yang berkualitas baik, dengan ditandai banyaknya jurnal yang terakreditasi dan terindeks di pengindeks nasional dan internasiona,” kata Prof Bakhrani Rauf dalam sambutannya.

Pelaksanaan kegiatan dibagi dalam tiga sesi dengan narasumber yang sangat berkompetendi bidang pengelolaan dan publikasi jurnal.

Mereka adalah Amirullah, M.Ed.,Ph.D dengan materi Index Jurnal Internasional Scopus selaku ketua Pusat Publikasi & HKI UNM, Andi Anto Patak, M.Pd.Ph.D dengan materi Bagaimana editor melihat artikel yang baik.

Kemudian dilanjutkan sesi kedua dengan narasumber Dr. bakhtiar, S.Pd. M.Pd materi Mempersiapkan pembuatan jurnal baru dan Yusri S.Pd.M.Pd dengan materi Manajemen Penerbitan Jurnal Ilmiah.

Selanjutnya, sesi III setelah dhuhur dengan narasumber Dr. Ramlan Mahmud, M,Pd materi Persiapan akreditasi dan reakreditasi jurnal ilmiah dan Muh Ilham bakhtiar, S.Pd.M.Pd dengan matei Indeksasi Jurnal di DOAJ.

“Salah satu indikator pemeringkat PT dilihat dari jumlah banyaknya jurnal terakreditasi di Perguruan Tinggi,  hingga saat ini UNM baru memiliki 37 jurnal terakreditasi, 1 terindeks Scopus dan 1 terindeks WoS”, kata Amirullah, M.Ed.Ph.D saat memberi sambutan.

Di kesempatan itu, Amirullah mengharapkan para pengelola mencari artikel, editor dan reviewer dari berbagai PT dan berbagai negara agar menjadi bahan dalam meningkatkan akreditasi jurnal dan menginternasionalisasikan jurnal pada lingkup UNM.

Guru besar FISH UNM Paparkan Pentingnya Kurikulum

Laksanakan pengabdian di kabupaten Barru guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar Prof. Dr. Andi Kasmawati, M.Hum. Jelaskan pentingnya pengembangan kurikulum.

Sabtu, (07/08/21) tim pengabdian FISH UNM yang diketuai guru besar PPKn Andi Kasmawati berlangsung kondusif. Kegiatan dilakukan secara langsung (luring) di SMP Negeri 1 Barru. Berhubung dilaksanakan pada masa PPKM maka peserta diwajibkan menaati protokoler kesehatan.

Pada awal interaksi dengan peserta ketua tim sekaligus sebagai narasumber menyampaikan mengapa penting melakukan pengembangan kurikulum.

Pengembangan kurikulum adalah satu kewajiban pelaksana pendidikan dalam menjamin kualitas proses dan output pendidikan. Oleh karena itu, kita perlu memeriksa kurikulum apakah masih relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Kemampuan dunia pendidikan termasuk sekolah menengah pertama bisa adaptif terhadap segala perubahan tergantung bagaimana kurikulumnya. Dalam penyusunan kurikulum paling tidak perlu mempertimbangkan empat komponen sebagai landasan.

“Landasan yang dimaksud yakni filosofis, yuridis, historis serta sosiologis. Keempat komponen ini mewakili keseluruhan aspek yang vital agar kurikulum yang dilahirkan bisa menjawab tantangan yang ada,” tutup Andi Kasmawati (*/Sopian)

Editor : Rahman